Umrah Kembali Digelar di Arab Saudi, Warga: Seperti Bebas dari Penjara


Jakarta - Setelah lebih dari enam bulan ditutup, Arab Saudi akhirnya kembali membuka pintunya untuk ibadah Umrah per Ahad ini, 3 Oktober 2020. Walau begitu, untuk Ibadah Haji, Pemerintah Arab Saudi belum menetapkan waktu pembukaannya kembali.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Arab Saudi memberlakukan sejumlah pembatasan untuk Ibadah Umrah kali ini. Perihal kapasitas, misalnya, hanya boleh 30 persen dari kapasitas maksimal atau setara dengan 6000 jemaah Umrah per hari. Selain itu, akan dibuka untuk jemaah domestik dulu selama sebulan sebelum dibuka untuk jemaah dari luar negeri.

"Seluruh warga Mekkah sangat bahagia hari ini. Ini rasanya seperti bebas dari penjara. Kami benar-benar kangen dengan nuansa ibadah Umrah di kota ini," ujar Yasser al-Zahrani, warga Mekkah dan pengendara Uber, Ahad, 4 Oktober 2020.

Al-Zahrani berharap tidak ada penutupan lagi ke depannya. Menurutnya, ketika Ibadah Umrah dilarang untuk sementara waktu, hidup terasa seperti mimpi buruk. Alasannya, nyaris tidak ada pekerjaan untuk membayar tagihan-tagihannya.

Sebagai perbandingan, sebelum Pandemi COVID-19 (virus Corona), kurang lebih ada 1300 hotel yang aktif di Mekkah tiap harinya. Sebab, mereka harus menangani jemaah-jemaah Umrah yang terus datang dan datang. Ketika Pandemi COVID-19 meledak, hotel-hotel itu jadi sepi pengunjung.

"Selama pandemi, (karena hotel sepi) kami tidak dibayar. Beberapa yang bekerja di sektor perhotelan juga di-PHK," ujar seorang pekerja hotel yang enggan disebutkan namanya.

Untuk memastikan tidak ada cluster baru selama ibadah Umrah, Kementerian Haji dan Umrah tidak hanya menerapkan pembatasan, tetapi juga pencegahan. Rombongan ibadah Umrah tidak akan dipusatkan di satu titik, tetapi dipecah ke lima titik. Di sana, mereka akan disambut petugas medis serta bus menuju lokasi ibadah, Masjidil Haram.

Di pintu masuk, kamera pendeteksi suhu tubuh akan memindai suhu masing-masing jemaah. Jika ada yang suhunya tinggi atau diduga tertular COVID-19, bel peringatan langsung dibunyikan. Sementara itu, di dalam lokasi ibadah, pembersihan akan dilakukan 10 kali sehari termasuk pembersihan pendingin udara. Hal itu dilakukan di tiap jeda masuk rombongan baru.

Pembersihan tersebut tidak terbatas di lokasi ibadah, tetapi juga kamar mandi, kolam, dan eskalator. Sebagai pelengkap, di berbagai sisi Masjidil Haram akan disiapkan hand sanitizer. Kurang lebih 1000 petugas telah dilatih dan dikerahkan untuk memastikan semua langkah pencegahan dan pembatasan sosial ditaati jemaah Umrah.

Tahun lalu, total jemaah Umrah di Arab Saudi ditaksir mencapai 19 juta orang. Pendapatan dari situ, termasuk menghitung biaya logistik, transport, oleh-oleh, dan konsumsi, bisa mencapai US$12 miliar.

Untuk tahun ini, Pangeran Mohammed bin Salman memasang target minimal ada 15 juta pengunjung. Namun, dengan situasi pandemi, angka tersebut diyakini akan sulit tercapai. Belum diketahui apakah Pangeran Salman sudah mengubah proyeksinya atau belum.

3 Responses to "Umrah Kembali Digelar di Arab Saudi, Warga: Seperti Bebas dari Penjara"