PARIS - Sekitar 1,12 juta orang ikut serta dalam protes menentang reformasi pensiun di Prancis pada Kamis (19/1/2023). Media Prancis melaporkan hal itu, mengutip Kementerian Dalam Negeri.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, hampir 1,12 juta orang bergabung dalam protes di seluruh Prancis, 80.000 orang di antaranya di Paris saja. Sebelumnya pada hari itu, Sekretaris Jenderal Serikat Buruh Konfederasi Umum (CGT)Philippe Martinez, memperkirakan jumlah total mencapai 2 juta demonstran, dengan 400.000 pengunjuk rasa di Paris.
Lebih dari 200 demonstrasi berlangsung di seluruh Prancis pada Kamis di tengah pemogokan nasional menentang reformasi pensiun, atas prakarsa delapan serikat buruh Prancis terkemuka (CFDT, CGT, FO, CFE-CGC, CFTC, Usa, Solidaires, FSU). Protes terbesar diadakan di Paris, Marseilles, Lyon, Toulouse, Lille dan Nantes. Protes besar-besaran dimulai di Republic Square di Paris pada pukul 13:00 GMT. Para demonstran termasuk perwakilan dari berbagai industri, pendukung gerakan Rompi Kuning, serta radikal blok hitam.
Protes berubah menjadi kekerasan setelah kaum radikal mulai melemparkan batu, botol, suar, dan petasan ke arah polisi. Baca juga: Pelacur Bertarif Rp38 Juta Semalam Banjiri Davos, Hibur Tamu Forum Ekonomi Dunia Sebagai tanggapan, polisi menggunakan gas air mata dan mulai memukul mundur massa secara paksa. Polisi menangkap 38 orang di Paris sejauh ini.
Pada 10 Januari, Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengajukan Rancangan Undang-undang (RUU) reformasi pensiun yang harus disahkan pada 2023. Menurut rancangan undang-undang, usia pensiun akan bertambah tiga bulan per tahun mulai 1 September 2023.
0 Response to "2 Juta Demonstran Guncang Prancis, Tolak Reformasi Pensiun"
Post a Comment